Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenang Ibrahim

Selamat Hari Raya Idhul Adha
- Oleh Brahmanto Anindito

Hari ini, juga kemarin bagi sebagian masyarakat, umat Islam seluruh dunia merayakan Hari Raya Idhul Adha 1435 H. Hari berkurban. Mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim dan putra pertamanya, Nabi Ismail Alaihis Salam.

Nabi Ibrahim atau Abraham ini dijuluki sebagai Bapak para Nabi. Beliau melahirkan banyak nabi, baik dari jalur Nabi Ismail atau Ishmael (anak dari Hajar yang berikutnya menurunkan bangsa-bangsa Arab) maupun Nabi Ishak atau Isaac (anak dari Sarah yang selanjutnya menurunkan bangsa-bangsa Yahudi).

Semua agama samawi, yakni Yahudi, Kristen dan Islam, mengakui dan menghormati Ibrahim. Bahkan, umat Islam pun selalu menyebut namanya dalam ucapan shalawat. Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari kaum muslim menyebut “Ibrahim”, yaitu dalam salat-salat wajibnya.

Ya Allah, curahkanlah shalawat kepada Muhammad serta keluarganya, sebagaimana Engkau mencurahkan shalawat kepada Ibrahim serta keluarganya. Dan curahkanlah berkah kepada Muhammad serta keluarganya, sebagaimana Engkau telah mencurahkan berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya, Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.

Tidak ada satu pun penemu di dunia ini yang disebut begitu sering dibandingkan Ibrahim. Penemu listrik yang membuat hidup kita terang benderang? Penemu telepon atau telegram yang memulai era internet dan ponsel? Penemu mesin uap yang mengawali era industri? Semua itu hanya kita manfaatkan temuannya, tapi jarang sekali kita sebut namanya. Iya kan?

Namun Nabi Ibrahim, setiap detik namanya di-mention oleh umat Islam di seluruh dunia. Belum lagi penyebutan-penyebutan Ibrahim melalui ritual-ritual agama samawi lain yang saya kurang paham. Luar biasa!

Apakah jasa Nabi Ibrahim demikian besar bagi umat Islam?

Tentu saja!

Bapak agama tauhid (monotheisme) ini memberi banyak teladan. Tentang kecerdasannya dalam “mencari” Tuhan, keberaniannya dalam melawan Raja Namrud sang penyembah berhala yang keji, kesabarannya ketika tak beroleh keturunan setelah menikah selama puluhan tahun, keikhlasannya untuk menyembelih Ismail (yang setiap 10 Dzulhijjah lalu kita peringati seperti hari ini), termasuk kepiwaiannya dalam memimpin keluarga.

Coba baca kembali shalawat di atas. Anda akan tahu, penyebutan nama Ibrahim tidak sendirian, melainkan dengan keluarganya. Tersirat di sana, Keluarga Ibrahim sudah memperoleh shalawat dan berkah yang luar biasa dari Allah, bahkan jauh sebelum Nabi Muhammad SAW.

Keluarga Ibrahim adalah keluarga istimewa yang kisahnya tampil di seluruh kitab suci agama samawi. Salah satunya di Alquran. Perhatikan Surat Ali Imran 3:33, “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran (melebihi segala umat) di alam semesta.”

Jadi terlihatlah secara gamblang, keluarga yang paling utama menurut Alquran adalah keluarga Ibrahim Alaihis Salam. Dari keluarga ini pun telah lahir orang-orang saleh yang hebat dalam sejarah. Beberapa di antaranya adalah Nabi Ismail, Ishak, Isa, dan Muhammad.

Melalui tulisan singkat ini, di momen Idhul Adha dan musim haji ini, saya cuma ingin menyegarkan ingatan seputar jasa-jasa dari nabi yang luar biasa ini. Juga keluarganya yang juga luar biasa.

Selamat berhari libur! Selamat menikmati kare, gulai atau sate! :)

Post a Comment for "Mengenang Ibrahim"