Mampir di Bakmi Jogja Putrojoyo
Sebagai kota wisata, citarasa Yogyakarta dapat kita temui di mana-mana. Apalagi di Surabaya. Ada banyak tempat makan yang menyediakan makanan khas kota gudeg itu di sini. Salah satunya, resto Bakmi Jogja Putrojoyo yang terletak di Jalan Kutisari Selatan 32 B Surabaya.
Tempatnya tidak terlalu luas. Mungkin hanya ada 10 meja di sana. Ketika kami (saya dan keluarga) datang, pada malam minggu, hanya kami pengunjung di sana. Saya merasakan meja kursinya masih sedikit berdebu.
Suasana Bakmi Jogja Putrojoyo terasa vintage dengan siraman cahaya kuning. Apalagi di dindingnya terpajang foto-foto yang berkaitan dengan Yogyakarta. Juga hiasan sepeda kuno, patung kecil pengantin Jawa, wayang kulit, dan sebagainya.
“Apa yang spesial di sini, Bu?” tanya saya pada pramusaji di sana.
“Bakminya,” jawab ibu itu.
Saya melihat pilihan menu yang tidak terlalu banyak itu. Ada bakmi godhog, nasi goreng jawa, tongseng, serta beberapa variasinya. Sedangkan untuk minumnya, ada sinom, beras kencur, wedang jahe, wedang uwuh, sampai berbagai jenis kopi.
Sesuai rekomendasi pramusaji itu, saya memesan bakmi godhog original, nasi goreng ayam, wedhang jeruk, dan es sinom.
Pesanan kami diproses dengan cepat. Mungkin kami menunggu hanya 10 menit sebelum semua pesanan akhirnya tersaji di meja. Saya langsung mencobanya.
Enak!
Namun, menurut saya, tidak ada keistimewaannya. Baik bakmi maupun nasi gorengnya sama dengan mi godhog dan nasgor yang biasa saya santap dari penjual keliling (yang harganya cuma separuhnya). Bedanya mungkin hanya pada penambahan telur.
Sinomnya? Segar. Nikmat. Tetapi sekali lagi, tidak terasa istimewa atau khas. Jujur, saya agak merasa kecewa.
Apalagi secara tempat pun Bakmi Jogja Putrojoyo ini juga biasa-biasa saja. Saya pindai sekeliling. Tata ruang dan perabotannya biasa saja. Tidak ada spot yang instagrammable.
Saya jadi bingung, apa yang membuat tempat makan ini menonjol? Atau, apa yang membuatnya bisa menarik tamu untuk datang lagi dan lagi? Rasanya, belum ada.
Kendati demikian, banyak juga pengunjungnya. Satu per satu tamu berdatangan. Entah karena faktor makanan yang memang dianggap pas, atau faktor malam minggu. Profil pengunjung tersebut bermacam-macam. Ada yang rombongan anak muda, bapak-ibu, sepasang lansia, dan sebagainya.
Jika Anda penasaran dengan makanan dan suasana di sini, silakan kunjungi sendiri Bakmi Jogja Putrojoyo. Rumah makan ini buka mulai pukul 16.00 hingga pukul 23.00.
- Tulisan dan foto-foto: Brahmanto Anindito
Post a Comment for "Mampir di Bakmi Jogja Putrojoyo"
Butuh artikel-artikel semacam ini? Atau, punya ide membuat buku tetapi kurang bisa menulis? Tidak sempat? Kami bersedia membantu menuliskannya secara profesional. Kami juga menyediakan jasa editing maupun rewriting tulisan dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.