Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Serunya Berebut Patung di Novela The Mystery of the Fiery Eye

Serunya Berebut Patung di Novela The Mystery of the Fiery Eye
  • Judul: Alfred Hitchcok & The Three Investigators in The Mystery of the Fiery Eye
  • Judul Indonesia: Trio Detektif: Misteri Mata Berapi
  • Genre: Novela misteri, detektif, anak-remaja
  • Pengarang: Robert Arthur, Jr.
  • Penerbit pertama: Random House
  • Terbit pertama: 12 Agustus 1967

Penggemar cerita misteri dan detektif kelahiran ’80-’90-an pasti tak asing dengan Misteri Mata Berapi. Waktu itu, terjemahan Indonesianya diterbitkan oleh Gramedia. Kisah klasik ini mewarnai masa kecil mereka.

Nah, demi alasan nostalgia, Di sini, Warung Fiksi mencoba menceritakan ulang novela The Mystery of the Fiery Eye ini dengan bahasa kami sendiri. Selamat membaca!



Tugas Baru untuk Trio Detektif

I. Tugas Baru untuk Trio Detektif

Setelah membantu Paman dan Bibi Jones menurunkan beberapa patung kepala tokoh terkenal, Trio Detektif yang terdiri dari Jupiter Jones, Bob Andrews, dan Pete Crenshaw mendapat telepon dari Alfred Hitchcock yang mengabarkan adanya kasus baru.

Trio Detektif pun mendatangi Hitchcock. Mereka juga bertemu seorang anak laki-laki seumuran, namanya August August atau biasa dipanggil Gus.

Anak itu memperoleh warisan dari mendiang kakeknya, Horatio August. Warisannya tertulis dalam sebuah surat wasiat yang misterius. Trio Detektif berusaha memecahkan teka-tekinya.

Mereka lalu menemui pengacara kakek Gus, Dwiggins. Dari Dwiggins, keempat pemuda itu mendapat petunjuk tentang seseorang dengan tiga bintik di keningnya.

Gus ingat pernah melihat laki-laki itu di rumahnya waktu ia kecil. Laki-laki tersebut mencari Mata Berapi dan sempat ditolak oleh ayah Gus yang tidak mengetahui keberadaan batu berharga tersebut.

Trio Detektif hendak menyelidiki rumah kakek Gus di Ngarai Dial Canyon. Dwiggins mengingatkan, rumah itu hendak dibongkar. Bahkan patung kepala tokoh-tokoh terkenal yang menjadi koleksi kakek Gus juga sudah dijual.

Jupiter mendadak teringat patung-patung kepala tokoh terkenal yang dibeli pamannya. Salah satu patung itu merupakan patung kepala Augustus dari Polandia. Sayang, ketika Trio Detektif hendak menyelidikinya, patung Augustus sudah terjual.

Lalu, datanglah si tiga bintik, mencari patung kepala Augustus. Ia meminta Jupiter menghubunginya jika mengetahui keberadaan patung tersebut. Dari kartu namanya, diketahui bahwa pria itu berasal dari Pleshiwar, India.

Seperginya tiga bintik, seorang pembeli menghubungi Trio Detektif untuk mengembalikan patung Augustus yang ia beli. Jupiter, Pete, dan Gus dengan senang hati mengambil patung itu.

Banyak Pihak Mengincar Mata Berapi

II. Banyak Pihak Mengincar Mata Berapi

Sementara itu, Bob melakukan riset kecil-kecilan tentang Mata Berapi. Menurut temuannya, ternyata, Mata Berapi adalah sebuah batu berharga dan berbahaya. Banyak yang mengincarnya, tetapi banyak pula yang terkena kutukannya.

Tidak ketinggalan, Bob juga mencari tahu tentang Pleshiwar, India. Ia terkejut mendapati penduduk Pleshiwar gemar berperang dan sangat pendendam. Mereka juga mengincar Mata Berapi.

Bob kembali ke markas Trio Detektif dan menunggu Jupiter, Bob, dan Gus. Seorang laki-laki berkumis hitam menghampirinya dan menanyakan patung tersebut.

Pada saat itulah, Jupiter tiba sambil membawa patung Augustus. Kumis Hitam segera merampasnya. Patung itu pun terjatuh dan mengeluarkan mata berapi yang diam-diam diambil si kumis hitam.

Gus dan Trio Detektif menyesalkan kecolongan itu.

Tidak lama kemudian, si tiga bintik datang lagi dan menunjukkan batu Mata Berapi yang ia ambil dari Kumis Hitam.

“Ini batu yang palsu!” ujarnya. Maka tiga bintik menyuruh Trio Detektif dan Gus untuk menemukan batu yang asli.

Jupiter menduga, batu yang asli ada di patung yang lain.

Namun, “Batu yang asli ada di patung Octavianus yang juga bernama Augustus!” ingat Bob.

Titik Terang Patung Octavianus

III. Titik Terang Patung Octavianus

Keesokan harinya, Bob menjaga markas Trio Detektif. Sementara Jupiter dan yang lain menyelidiki Ngarai Dial Canyon.

Bob tiba-tiba mendapat telepon yang memberitahukan keberadaan patung Octavianus. Namun, ia sendiri tidak bisa langsung pergi karena tidak ada teman-temannya. Ia sedang menjaga markas. Bob harus menunggu Jupiter, Bob, dan Pete pulang.

Ia sama sekali tidak tahu, teman-temannya terjebak di rumah almarhum kakek Gus dan disandera oleh komplotan si Kumis Hitam.

Bagaimanapun, Bob tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena khawatir patung Octavianus terlanjur berpindah tangan. Ia akhirnya pergi ditemani Hans, salah seorang pegawai toko Paman Jones.

Mereka tidak tahu kalau komplotan Kumis Hitam membuntuti mereka.

Tibalah Bob dan Hans di sebuah rumah untuk mengambil patung Octavianus. Ketika sedang mengobrol dengan anak gadis dari pemilik patung Octavianus, komplotan Kumis Hitam diam-diam mengambil patung itu dari truk.

Ujung Pencarian Mata Berapi

IV. Ujung Pencarian Mata Berapi

Sementara itu, Jupiter, Pete, dan Gus berhasil melepaskan diri dan kembali ke markas. Mereka mendapati Bob yang sedang menyesali hilangnya patung Octavianus. Namun, saat diperiksa, ternyata yang dicuri bukan patung Octavianus, melainkan patung lain.

Mereka lantas memecahkan patung itu dan menemukan sebuah kotak yang berisi petunjuk.

Akhirnya, terkuaklah bahwa batu Mata Berapi terletak di lapangan rumput dekat rumah kakek Gus. Koordinatnya sesuai dengan waktu kelahiran Gus.

Trio Detektif dan Gus kembali ke Dial Canyon untuk menggali lapangan rumput. Usaha mereka diketahui kawanan Kumis Hitam. Namun, dengan akal cerdiknya, Jupiter berhasil mengelabui mereka. Mata Berapi (the Fiery Eye) pun jatuh ke tangan Gus, pemilik yang sebenarnya.

Post a Comment for "Serunya Berebut Patung di Novela The Mystery of the Fiery Eye"