Sekarang Eranya Content Marketing
Pada abad informasi ini, peranan content marketing semakin krusial dalam kegiatan bisnis serta branding. Tapi apa itu content marketing? Sederhananya, pemasaran (via) konten-konten. Bagi teman-teman yang masih asing dengan salah satu strategi marketing ini, kebetulan, saya hendak membahas pemahaman dasarnya di artikel ini. Semoga bermanfaat.
Apa content marketing itu?
Menurut seorang content marketer, Joe Pulizzi, content marketing didefinisikan sebagai proses pemasaran untuk menarik serta mempertahankan pelanggan secara konsisten, dengan cara menciptakan, mencari, memilih, dan menata konten-konten yang ditujukan untuk mengubah perilaku konsumen sesuai keinginan pemilik brand.Bila Anda memiliki sebuah brand produk maupun jasa, content marketing bukan tentang cara mempromosikannya. Namun tentang bagaimana Anda menyediakan informasi-informasi berguna yang membuat pembeli atau calon pembeli Anda lebih pandai dan berwawasan.
Hari ini, para konsumen paling benci dibodoh-bodohkan oleh pemilik produk. Mereka tidak mau dimanfaatkan atau diperas uangnya begitu saja oleh para produsen. Mereka ogah diberi janji-janji palsu.
Itulah kenapa banyak politikus tidak lagi mengandalkan kampanye dengan mulut berbusa-busa. Mereka jauh hari sebelumnya membuat fanpage, buku, komunitas, dan sebagainya. Tujuannya, bukan untuk menyampaikan pesan-pesan kampanye, tapi memberikan pengetahuan (mengedukasi pasar). Hiruk pikuk pesta demokrasi beberapa bulan lalu membuktikan, beberapa politisi cerdas sudah banyak menggunakan strategi content marketing ini.
Para content marketer ini mempunyai keyakinan besar bahwa bila mereka bisa memberikan informasi yang berharga secara konsisten dan berkelanjutan kepada para konsumen maupun calon konsumen, mereka akan dapat membuat para konsumennya menjadi lebih setia untuk memilih produknya. Prinsipnya, tanam kebaikan dulu, panen hasilnya kemudian.
Kenapa content marketing penting?
Para konsumen sudah lelah dan eneg dengan cara pemasaran tradisional. Maka semakin ke depan, konsumen akan semakin menjaga jarak dengan iklan-iklan. Lihatlah iklan televisi (TVC) sebagai contoh, pemirsa sudah terlatih mengganti saluran televisi ketika masuk jeda pariwara.Kalau iklan itu tidak bagus-bagus amat, menarik sekali, atau mengumumkan sesuatu yang penting benar, pemirsa cenderung men-skip TVC itu. Kalaupun ditonton, hanyalah sambil lalu. Tidak ada ketertarikan. Padalah ketertarikan (interest) adalah unsur kedua dalam proses komunikasi AIDA. Tanpa itu, tidak akan ada D (desire), apalagi A (action).
Iklan di surat kabar pun setali tiga uang. Pembacanya dengan mudah akan melewati iklan Anda. Begitu pun iklan ketika kita berinternet di smartphone. Apa Anda peduli dengan iklan banner yang berseliweran di situs-situs yang Anda singgahi? Anda suka iklan di Facebook? Iklan di YouTube? Cenderung tidak kan? Dulu dipandang keren, sekarang iklan-iklan itu cenderung kita sikapi, "Apaan sih? Gak penting!"
Lantaran semakin banyaknya iklan yang disodorkan oleh para pemilik barang dan jasa, orang-orang akan semakin tidak peduli terhadap iklan dan mengabaikannya (ads blind atau fenomena "buta ketika melihat iklan"). Hal inilah yang menyebabkan beriklan dengan masih menggunakan cara tradisional marketing semakin terkikis efektivitasnya. Di sinilah pentingnya kehadiran content marketing.
Para pelopor marketing dan pakar pemasaran dunia, salah satunya Seth Godin, sepakat bahwa content marketing adalah tipikal marketing yang bukan hanya cocok untuk masa depan. Hari ini pun masyarakat sudah sangat membutuhkannya.
Siapa yang sudah menggunakan content marketing?
Content marketing telah diterapkan oleh beberapa perusahaan besar berkelas internasional, termasuk P&G, Microsoft, Cisco Systems, John Deere, dll. Namun tidak cuma perusahaan besar, penerapan content marketing juga telah dikembangkan dan digunakan oleh pengusaha-pengusaha kecil di seluruh dunia.Menurut 2013 B2B Content Marketing Benchmarks, Budgets and Trends research, sembilan dari 10 B2B marketer memanfaatkan content marketing. Lihat data lengkapnya di sini.
Perusahaan-perusahaan itu tidak serta-merta meninggalkan cara-cara marketing tradisional. Ya, content marketing pun bukan jurus sakti yang dapat langsung menjadi one stop solution. Terutama mengingat dampaknya tidak bisa secepat iklan atau direct campaign (meskipun hasilnya akan lebih permanen). Perlu waktu yang lebih lama.
Maka, jika Anda tidak segera mulai menjalankan strategi content marketing ini, mau kapan lagi?
Betul banget, setelah menggunakan konten marketing sekarang lebih ampuh dalam menjual. Makasih udah membukakan wawasan saya.
ReplyDelete