Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yang dulu dianggap keren

Ini baru orang keren
Ini baru orang keren
- Oleh Brahmanto Anindito

Saat menyeruput teh sore ini, tiba-tiba saya terkenang masa kecil dulu. Terutama masa-masa kita selalu sepakat (dan didoktrin oleh lingkungan) mengenai bagaimana seharusnya orang keren itu.

Anda tahu, mungkin sampai sekarang pun masih banyak orang yang memandang keren itu seperti standar 10-20 tahun lampau. Faktanya, saya merasakan sendiri beberapa orang yang saya temui menyiratkan hal ini. Membuat saya sedikit tersenyum. Kata mereka....

Orang keren itu berprofesi TNI, polisi, dokter, PNS

Ini anggapan jadul banget. Meskipun, tak ada yang salah dengan profesi-profesi tersebut. Tapi jika Anda memang tidak cocok bekerja sebagai tentara, polisi, dokter atau pegawai negeri sipil, tak usahlah memaksa diri memuaskan obsesi keluarga atau tetangga yang menginginkan Anda berprofesi “keren” itu.

Zaman sudah berganti. Banyak kok cara mencari duit. Jangan memakai kacamata kuda dengan hanya melihat empat profesi itu sebagai jaminan finansial. Bagi para orangtua yang berusaha mencari menantu orang keren, terlalu silau dengan profesi-profesi di atas justru tidak keren dan kelihatan kolotnya.

Kita tahu, orang-orang keren bermunculan di berbagai bidang. Perkembangan tren memunculkan profesi-profesi baru yang mungkin sebelumnya tak pernah terbayang. Seperti social media manager, internet marketer, konsultan kampanye politik, comic (stand up comedian), dan sebagainya. Penghasilan mereka jelas tak kalah dari penghasilan dokter yang laris. Mereka juga keren!

Orang keren itu tidur larut malam

Dulu ada anggapan, semakin malam (atau bahkan pagi) kita tidur, semakin keren kita. Bahkan untuk kaum Adam, kita dianggap lebih macho, bukan anak mama, bukan orang manja kalau tidurnya setelah dini hari. “Kalau ‘sore’ jam 10 udah tidur, itu mah banci!” kata teman saya. Padahal dia lupa, atlet terlatih dan tentara justru tidur awal dan bangun lebih pagi. Apa mereka banci?

Nabi Muhammad pun menyarankan dari pagi hingga tergelincir matahari untuk kerja dan malam untuk tidur, lalu bangun dini hari untuk salat tahajud, kemudian salat subuh. Bagi para muslim, inilah yang lebih layak disebut orang keren. Alasan agama (terutama Islam) dan kesehatan menganjurkan kita tidur lebih awal dan bangun lebih awal pula.

Sekarang mana yang lebih keren, orang yang jam 10-11 sudah tidur, atau si insomnia yang tidur jam 2 dan bangunnya siang? Terserah persepsi masing-masing. Yang jelas, para bencong atau waria komersial mulai beraksinya malam-malam, dan subuh baru tidur.

Orang keren itu merokok

Laki-laki macho identik dengan kebiasaannya merokok. Orang keren, katanya! Wanita modern juga seperti itu. Mereka merayakan kebebasan sekaligus kesetaraannya dengan pria. Tapi aneh, kok yang disetarakan merokoknya? Asal tahu saja, baik untuk pria maupun wanita, merokok itu tidak sehat. Dan kalau masyarakat lebih sinis memandang wanita perokok, itu pun bukan tanpa sebab.

Bukan berkaitan dengan ketidaksetaraan gender. Ini karena wanita suatu saat akan hamil dan menyusui. Sudah banyak bukti medis mengatakan, janin dari ibu perokok (aktif maupun pasif) akan berpotensi cacat, atau sekurang-kurangnya akan tumbuh menjadi perokok usia dini. Maka, makan tuh “keren”!

Bukannya pria yang merokok memang terlihat lebih keren dan macho? Ini juga tergantung persepsi masing-masing orang. Tapi untuk jangka panjang? Mari kita lihat saja nasib jantung, paru-paru, tulang, otak dan syahwat orang-orang yang dianggap keren dan macho (versi jadul) itu ketika telah 50 tahun ke atas.

Ah, sudahlah. Cukup nostalgianya. Jam minum teh sudah habis. Maaf, sekarang saya harus balik bekerja. Sampai ketemu lagi di waktu senggang yang lain, orang keren....

Post a Comment for "Yang dulu dianggap keren"