Laporan Dunia Kerja Terkini: Future of Jobs Report 2025

- Judul: Future of Jobs Report 2025
- Sub-judul: Insight Report January 2025
- Penyusun: Tim World Economic Forum
- Penerbit: World Economic Forum
- ISBN: 9782940631902
- Tebal: 290 halaman
- Terbit: 7 Januari 2025
- Unduh gratis e-booknya
Sebuah organisasi nirlaba kelas dunia yang bermarkas di Swiss, World Economy Forum (WEF), baru-baru ini merilis sebuah laporan bertajuk Future of Jobs Report 2025. Isinya tentang bagaimana pekerjaan akan berubah di masa depan. Dalam hal ini, masa depan itu adalah 2025 sampai 2030.
Laporan dari hasil survei mendalam terhadap lebih dari 1.000 pemberi kerja global itu juga membahas pertumbuhan dan penurunan pekerjaan, keterampilan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja, dan praktik tenaga kerja. Anda juga bisa membaca catatan khusus untuk berbagai wilayah, ekonomi, serta klaster industri.
Semua tersaji lengkap beserta statistik, infografik, diagram, dan tabel. Berikut ini poin-poin ringkasannya.
Pengangguran Masih Memprihatinkan
Tahun 2025 rupanya belum lepas dari bayang-bayang awan hitam berbagai kejadian tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari pandemi COVID-19, kenaikan biaya hidup, konflik geopolitik, darurat iklim, dan penurunan ekonomi.
Meskipun prospek ekonomi global cukup stabil dengan pertumbuhan yang diproyeksikan sebesar 3,2% untuk tahun 2025 dan inflasi yang diperkirakan mencapai 3,5%, biaya hidup di seluruh dunia tetap akan tinggi.
Tingkat pengangguran global kini berada di 4,9%, angka terendah sejak 1991. Negara-negara berpenghasilan menengah mengalami penurunan angka pengangguran, sementara negara-negara berpenghasilan rendah justru mengalami peningkatan.
Kesenjangan pekerjaan, ukuran pengangguran dan setengah pengangguran, telah menurun secara global, tetapi meningkat di ekonomi berpenghasilan rendah. Tingkat partisipasi angkatan kerja global berhasil pulih sampai tingkat sebelum pandemi, kecuali di ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah.
Menurut laporan setebal 290 halaman ini, tingkat pengangguran untuk perempuan menurun lebih lambat dibandingkan untuk laki-laki, terutama di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Pengangguran pemuda tetap tinggi, yakni di kisaran 13%, dengan disparitas yang signifikan antara berbagai tingkat pendapatan. Level Not in Employment, Education, or Training (NEET) global adalah 21,7%, dengan level yang lebih tinggi di ekonomi berpenghasilan rendah.
5 Perubahan Utama di Dunia Kerja

Diakui atau tidak, dunia kerja yang sedang berubah dengan cepat. Setidaknya, ada lima hal yang memengaruhinya. Apa saja itu?
1. Teknologi yang Makin Canggih
Pernah dengar tentang robot, AI (kecerdasan buatan), atau kendaraan listrik? Di satu sisi, teknologi-teknologi semacam itu membuat banyak pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat. AI sudah terbukti bisa membantu meringankan pekerjaan dokter, guru, atau akuntan.
Namun, tidak semua pekerjaan manusia tertolong dengan teknologi ini. Beberapa justru tergantikan. Contohnya, profesi-profesi seperti kasir, penginput data, atau kasir. Mereka kian terpinggirkan, hingga akhirnya harus menganggur lantaran hadirnya teknologi.
2. Orang-orang Makin Peduli dengan Bumi
Bumi hanya satu, apapun yang terjadi, kita harus menjaga kelestariannya hingga anak-cucu kita berikutnya. Prinsip itu rupanya makin disadari oleh banyak orang.
Tidak heran, banyak perusahaan sekarang fokus untuk mengurangi polusi dan menggunakan energi ramah lingkungan, seperti tenaga surya.
Untuk itu, mereka membutuhkan SDM-SDM kompeten di bidang ini, seperti insinyur energi terbarukan (EBT) dan spesialis kendaraan listrik. Masalahnya, saat ini, tidak banyak yang memiliki keahlian di bidang ini.
3. Harga-Harga Barang yang Makin Mahal
Kebutuhan dasar manusia, yakni makanan, pakaian, dan rumah, makin mahal. Hal ini membuat perusahaan harus berpikir keras untuk bisa tetap bertahan.
Beberapa bisnis mencari cara baru agar lebih efisien, tetapi yang lain mungkin lebih memilih jalan pintas: merampingkan jumlah karyawan mereka. Ini memang tak terhindarkan.
4. Dunia yang Makin Terpisah
Ada banyak negara yang kini membuat aturan lebih ketat terkait perdagangan dan investasi.
Ini membuat beberapa perusahaan kesulitan untuk bekerja sama dengan negara lain. Meskipun, karena alasan ini juga, pekerjaan-pekerjaan di bidang keamanan, seperti spesialis keamanan data, menjadi lebih dibutuhkan.
5. Populasi yang Berubah
Di negara-negara kaya, jumlah orang yang bisa bekerja makin sedikit lantaran banyak yang sudah tua. Sementara jumlah angkatan kerja yang baru tidak mencukupi, karena angka kelahirannya rendah.
Apa solusinya? Mereka mulai menggunakan mesin dan teknologi untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Apa-apa yang bisa dirobotisasi, akan mereka robotisasi.
Menariknya, di negara-negara miskin, yang terjadi adalah sebaliknya. Jumlah orang yang bisa bekerja justru makin banyak. Tantangan di negara-negara ini, justru bagaimana menyediakan lapangan kerja untuk sebanyak mungkin manusia.
Seperti Apa Pekerjaan di Masa Depan

Besar kemungkinan, pekerjaan di masa depan akan sangat berbeda dari sekarang. Ada beberapa pekerjaan yang akan sangat diminati karena teknologi dan tren baru. Misalnya:
- Spesialis AI dan Pembelajaran Mesin (AI Specialist and Machine Learning): Ini adalah ahli yang menciptakan dan mengelola teknologi pintar seperti robot dan aplikasi.
- Analis dan Ilmuwan Data (Data Analyst and Scientist): Orang-orang ini memanfaatkan data besar (big data) untuk membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik.
- Spesialis Keberlanjutan (Sustainability Specialist): Mereka membantu operasional atau produk perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan. Pekerjaan ini berkembang karena banyak perusahaan sekarang fokus pada efisiensi, teknologi, dan keberlanjutan.
Sayangnya, ada juga pekerjaan yang akan makin jarang dibutuhkan. Contohnya, staf data entry (pekerjaan ini bisa digantikan oleh otomatisasi), staf administrasi (banyak tugasnya yang sekarang bisa dilakukan oleh perangkat lunak), dan beberapa profesi lain yang pekerjaannya bersifat repetisi.
Keterampilan Yang Dibutuhkan

Dunia kerja tidak hanya berubah dalam jenis pekerjaannya, tetapi juga keterampilan pekerjanya. Yang banyak dibutuhkan dari individu di angkatan kerja adalah kemampuan berpikir analitis, kreatif, dan fleksibel.
- Analitik: Kemampuan untuk memahami dan memecahkan masalah yang kompleks.
- Fleksibel dan Tahan Banting: Dunia yang berubah cepat memerlukan pekerja yang mampu beradaptasi dengan situasi baru.
- Kreatif: Kreativitas akan membantu kita menemukan cara baru untuk memecahkan masalah.
- Melek Teknologi: Seiring perkembangan gila-gilaan teknologi di abad informasi ini, tentu memahami pemanfaatan teknologi adalah kunci sukses.
- Manajerial: Kemampuan memimpin dan memotivasi tim akan sangat berharga, terutama di dunia kerja yang makin kolaboratif ke depannya.
Selain itu, tiap individu perlu terus belajar sepanjang hayat. Tidak hanya berhenti di pendidikan formal, melainkan juga perlu memanfaatkan kursus daring, pelatihan kerja, dan lainnya, untuk mengikuti kebutuhan zaman.
Tidak kalah penting adalah soft skills, seperti seni berkomunikasi, empati, dan kemampuan bekerja dalam tim. Inilah keterampilan-keterampilan yang tak lekang oleh zaman.
Perusahaan Pun Berjibaku Mempertahankan Hidupnya

Saat tenaga kerja berjuang untuk tidak tergusur oleh zaman, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia juga pusing. Mereka terus memikirkan strategi-strategi baru agar tetap relevan di era disrupsi ini.
Menurut laporan Future of Jobs Report 2025, beberapa hal inilah yang biasa mereka lakukan:
1. Meningkatkan Keterampilan Pekerja
Sebanyak 85% perusahaan mengatakan mereka ingin melatih karyawan agar mampu menghadapi tipe-tipe pekerjaan masa depan. Ini artinya, para karyawannya akan diajari hal-hal baru supaya mereka bisa bekerja dengan teknologi canggih seperti robot atau AI.
2. Otomatisasi Pekerjaan
Perusahaan juga menggunakan mesin untuk menggantikan pekerjaan yang bisa dilakukan secara otomatis. Misalnya, di pabrik-pabrik, robot digunakan untuk pekerjaan yang berulang. Sebanyak 73% perusahaan ingin mempercepat otomatisasi ini.
3. Menggunakan Teknologi Baru
Selain itu, 63% perusahaan berencana menggunakan teknologi baru untuk membantu karyawan mereka bekerja lebih efektif. Bukan berarti pegawai-pegawai itu akan digantikan, tetapi teknologi digunakan justru untuk memfasilitasi pekerjaan mereka.
4. Mencari Karyawan dengan Keahlian Baru
Karena dunia kerja berubah, perusahaan membutuhkan orang-orang yang punya keahlian yang sesuai. Sebanyak 70% perusahaan berencana mempekerjakan orang-orang dengan keterampilan yang sedang dibutuhkan, seperti pengelolaan data atau pemrograman.
5. Menjaga Kesehatan dan Kesejahteraan Pekerja
Perusahaan-perusahaan rupanya kian menyadari pentingnya kesehatan pekerja. Sebanyak 64% mengatakan bahwa kesehatan fisik dan mental karyawan adalah prioritas utama untuk memastikan mereka tetap produktif serta bahagia.
Yang Terjadi di Berbagai Wilayah dan Industri Dunia
Perubahan pekerjaan tidak hanya bergantung pada teknologi dan tren global, melainkan juga dipengaruhi oleh lokasi geografis serta jenis industri.
Di negara dengan pendapatan tinggi, banyak pekerjaan bergeser ke teknologi dan kesehatan. Profesi-profesi seperti spesialis AI, pengembang perangkat lunak, dan analis keamanan banyak dicari.
Namun, tantangan utama adalah populasi yang menua. Sehingga, pekerjaan di bidang kesehatan, seperti dokter, perawat, pengasuh pribadi (caregiver), dan pekerja sosial makin banyak dibutuhkan.
Sementara di negara dengan pendapatan rendah hingga menengah, populasi usia kerja terus bertambah. Ini menciptakan tekanan untuk menyediakan pekerjaan yang cukup, terutama di sektor pendidikan dan konstruksi.
Di wilayah lain yang berfokus pada keberlanjutan atau industri hijau, pekerjaan yang mendukung energi terbarukan (EBT) serta efisiensi lingkungan makin diminati. Pekerjaan seperti insinyur EBT dan spesialis kendaraan listrik menjadi sorotan utama, seiring dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon.
Di sisi lain, fragmentasi geopolitik memengaruhi perdagangan dan investasi di seluruh dunia. Banyak perusahaan beradaptasi dengan memindahkan operasional mereka kembali ke negara asal atau mencari lokasi baru yang lebih aman.
Kesimpulan Future of Jobs Report 2025

Dunia kerja terus berubah dengan cepat, terutama karena teknologi, perubahan demografi, dan tekanan ekonomi. Walaupun ada banyak tantangan, menurut laporan Future of Jobs Report 2025, masa depan juga penuh peluang jika kita mempersiapkan diri dengan baik.
Banyak hal yang memengaruhi masa depan pekerjaan. Beberapa di antaranya adalah meningkatnya penggunaan AI, perubahan iklim, dan populasi. Teknologi seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi membuat banyak pekerjaan lebih efisien, tetapi juga memunculkan kebutuhan akan keterampilan baru dan risiko pengangguran.
Kabar baiknya, banyak peluang kerja baru akan muncul, terutama di bidang teknologi, keberlanjutan lingkungan, dan kesehatan. Penting bagi pemerintah, pemilik bisnis, dan pekerja untuk berkolaborasi agar transisi ini berjalan lancar.
Pemerintah dan perusahaan perlu berinvestasi dalam pelatihan, mendukung kebijakan yang mempromosikan kesetaraan, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Dengan demikian, akan lebih banyak orang bisa mendapatkan manfaat dari perubahan ini.
Secara personal, salah satu hal terpenting untuk masa depan adalah memiliki keterampilan yang tepat. Keterampilan seperti berpikir analitis, kreativitas, dan literasi teknologi menjadi makin dibutuhkan. Jika kita siap belajar hal-hal baru, peluang di masa depan senantiasa terbuka lebar.
Jangan khawatir dengan perkembangan teknologi yang terlalu pesat. Alih-alih menggantikan manusia sepenuhnya, teknologi dapat digunakan untuk mendukung dan melengkapi pekerjaan manusia. Kolaborasi antara manusia dan mesin ini dapat menciptakan hasil yang lebih baik, baik untuk perusahaan maupun individu.
Post a Comment for "Laporan Dunia Kerja Terkini: Future of Jobs Report 2025"
Butuh artikel-artikel semacam ini? Atau, punya ide membuat buku tetapi kurang bisa menulis? Tidak sempat? Kami bersedia membantu menuliskannya secara profesional. Kami juga menyediakan jasa editing maupun rewriting tulisan dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.