Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hidup Itu Indah (Menyambut 2014)

- Oleh Ihsan Maulana

Apa kabar 2013 yang akan segera berpisah? Banyak teman saya yang mengatakan 2013 adalah tahun emas. Sementara beberapa yang lain sebaliknya. Banyak orang selalu pusing akan hidup. Tidak sedikit pula yang mengeluh dengan kehidupannya. Kira-kira apa yang salah dari kehidupan kita. Kehidupan itu sendiri? Atau penyikapan kita? Atau Tuhanlah yang salah karena telah menakdirkan kita hidup dalam situasi yang menyakitkan? Tulisan ini saya dedikasikan untuk mereka yang merasa belum beruntung itu.

Ketahuilah, hidup itu indah, Kawan...

Banyak dari kita merasa jika tertimpa masalah, seakan-akan itulah masalah yang paling berat sedunia, dan takkan ada orang yang sanggup memecahkannya. Sehingga kita stres, pusing, hingga akhirnya badan drop dan sakit. Bahkan lebih parah dari itu, emosi kita berkata lebih baik mati saja.

Padahal sekali lagi, hidup itu sebetulnya indah...

Tak percaya? Cobalah cari apa yang tidak ada dalam diri kita. Kita memiliki hardware otak yang demikian dahsyat. Terdiri dari 100 milyar sel aktif dan 900 milyar sel pendukung. Ini lebih canggih dari komputer terbaik sekalipun.

Hidup itu terlalu indah untuk tidak disyukuri.

Anggota badan kita lengkap. Kalaupun, maaf, tidak lengkap, toh kita bisa beradaptasi. Bukti bahwa kita telah mampu beradaptasi adalah kehidupan itu sendiri. Hingga sekarang, kita masih hidup, bukan? Indah, bukan? Lalu, apa yang menghalangi Anda untuk tidak berkata bahwa hidup ini indah.

Masih belum percaya bahwa hidup itu indah?

Coba menengadahlah ke langit. Lihat keindahan yang bisa kita nikmati. Atau menunduk dan lihatlah bagaimana air bening mengalir. Selalu ada nilai keindahan yang sempurna di sana. Kita pun demikian. Kita adalah manifestasi tertinggi dari ciptaan Tuhan. Jadi, sebenarnya merupakan hal yang wajar jika di cermin kita mengagumi diri kita sendiri. Asal jangan kebablasan saja.

Hidup itu indah, Mas Bro...

Apa yang kurang bagi diri kita? Tuhan memberikan segalanya kepada kita. Bahkan yang tidak pernah kita minta. Coba Anda ingat baik-baik, pernahkah Anda meminta hidup? Saya kira, Anda dulu tak pernah meminta hidup. Namun, seandainya Anda dikabari bahwa besok hidup Anda akan diambil, Anda tentu akan tepekur dan merasa sedih, bukan?

Yah, karena jauh di lubuk hati Anda sadar, hidup itu indah.

Apa lagi yang Anda keluhkan tentang hidup? Miskin? Miskin adalah sesuatu yang bisa diubah. Yang terpenting adalah jawaban, benarkah kita memilih kaya? Kalau iya, bagaimana usaha kita untuk meraihnya? Lagipula, Anda kira jadi orang kaya itu enak? Siapkah Anda diincar perampok? Direpotkan lembaga peminta sumbangan yang aneh-aneh dan siap mencaci kita pelit bila tidak diberi? Dikerjai para pejabat Pemerintah yang suka memeras atas nama birokrasi?

Bagaimana pun hidup itu indah. Dalam keadaan kaya maupun miskin.

Apa? Anda tidak bahagia? Anda bersedih? Sobat, yakinlah bahwa ada maksud lain yang bisa kita petik dari sebuah kesedihan. Logikanya, bagaimana kita bisa menikmati kebahagiaan bila hidup kita tak pernah mengalami kesedihan? Cobaan tidak akan diberikan pada orang yang tak mampu menanggungnya. Jika cobaan kita lebih berat, maka sesungguhnya kita dianggap orang yang mampu menanggung cobaan itu dibanding orang lain. Dan itulah tanda-tanda kita sebentar lagi akan “naik kelas” (tentu saja kalau kita lulus ujian tersebut).

Lewat tulisan ini, saya ingin mengingatkan kita semua, terutama diri kita sendiri. Mari selalu berpikir positif. Tidak ada alasan untuk tidak mengatakan betapa hidup itu indah.

Ingat-ingatlah ini di tahun 2014. Hidup itu indah!

Post a Comment for "Hidup Itu Indah (Menyambut 2014)"