Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bale Kohana, Penyempurnaan Rumah Komposit Tahan Gempa

Bale Kohana, Penyempurnaan Rumah Komposit Tahan Gempa

Inovasi di bidang perumahan terus dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Wajar saja, kebutuhan rumah yang cepat dibangun dan tahan gempa memang mendesak di negara Cincin Api seperti Indonesia. Kali ini, inovasi itu bernama Bale Kohana, rumah permanen berbahan komposit polimer.

Bekerja sama dengan PT Bondor Indonesia dan PT Tata Logam Lestasi, BPPT baru saja meluncurkan Bale Kohana generasi ketiga. Ringan, tetapi kokoh dan tahan api.

Bobot panel komposit untuk dinding hanya 8-10 kilogram per meter persegi. Sehingga, bobot total per unitnya hanya 1,5 ton. Bandingkan dengan bobot rumah bata konvensional yang bisa mencapai 100 kilogram per meter perseginya.

Selain ringan, Bale Kohana juga kedap suara, tahan rayap, korosi, dan api bersuhu sampai 950 derajat Celsius.

Rumah Berkualitas yang Cepat Bangun


Karena ditujukan untuk mitigasi bencana, inovasi perumahan memang dituntut untuk cepat dibangun. Proses pembangunan Bale Kohana diklaim selesai dalam satu minggu, oleh lima tukang saja.

Hal ini memungkinkan, karena Bale Kohana didesain dengan konstruksi modular dan sistem join interlock. Kalau rumah bertipe 36 biasa perlu waktu tiga bulan untuk merampungkannya, satu unit Bale Kohana bisa dibangun 12 kali lebih cepat!

Tanpa tukang, kalau perlu. Rumah ini seperti perabotan IKEA yang memungkinkan konsumen menyusunnya sendiri. Nanti pun disediakan panduan cara membangunnya, sehingga orang awam, atau setidaknya tukang tanpa pelatihan khusus, pun akan mampu menyusun Bale Kohana.

BPPT mengklaim bahwa Bale Kohana mampu bertahan hingga setidaknya 100 tahun, karena menggunakan material komposit. Seandainya roboh akibat gempa pun, Bale Kohana bisa segera dibangun ulang. Karena, itu tadi, sistemnya knock-down alias bongkar pasang seperti permainan Lego.

Menurut Kepala BPPT, Hammam Riza, Bale Kohana ditargetkan sebagai hunian permanen untuk mempercepat proses rekonstruksi. Rumah ini memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, dan dapur di belakang.

Sejak 2016, Bale Kohana terus dikembangkan oleh tim Pusat Teknologi Material dan Balai Teknologi Polimer BPPT. Ini sudah generasi ketiga. Generasi keduanya pernah dibangun di Baron, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau pendahulunya hanya bertipe 21, Bale Kohana terbaru ini setara dengan rumah tipe 36.

Bahannya masih sama, material komposit polimer yang ringan, kuat, serta tahan api. Bale Kohana dilengkapi dengan seismic rubber bearing, sehingga diprediksi akan mampu menahan guncangan hingga magnitudo 9 dan suhu di atas 700 derajat Celsius.

Tertarik?

Bale Kohana: Rumah Tahan Gempa

Rumah-rumah seperti ini tentu diprioritaskan untuk daerah-daerah terdampak bencana alam. Namun, sebagaimana Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) inovasi Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat dulu, tidak terlepas kemungkinan masyarakat umum bisa memesannya. Harganya berkisar Rp175 juta per unit, belum termasuk ongkos kirim material dan jasa teknisinya.

- Tulisan: Alva Altera
- Infografis: Kompas, 27 Mei 2019, halaman 10

Post a Comment for "Bale Kohana, Penyempurnaan Rumah Komposit Tahan Gempa"