Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengisi Konten dengan Metode Piramida Konten

Mengisi Konten dengan Metode Piramida Konten

Terkadang, mengisi aset digital (seperti media sosial, blog, dan sebagainya) terasa membingungkan. Di satu sisi, kita ingin aset tersebut membantu bisnis kita. Tetapi di lain sisi, teman-teman yang biasa berinteraksi dengan kita seperti “menjauh” begitu kita mulai menjajakan barang-barang dagangan. Yang biasanya setiap posting, kita bisa mendapat puluhan likes, begitu memosting produk jualan cuma dapat 5-6 likes.

Kenapa hal semacam ini terjadi?

Sebenarnya, jawabannya sederhana saja. Kecuali kalau seseorang itu kebetulan sedang membutuhkan barang yang ditawarkan, pada dasarnya setiap orang tidak suka dijuali. Jadi, jangan terlalu sering berjualan.

Lantas, kalau tidak berjualan, diisi apa aset digital kita?

Perkenalkan, Prinsip Piramida Konten. Dengan prinsip ini, mengisi konten, entah itu blog, media sosial, atau media-media lain, jadi lebih mudah dan terstruktur. Anda tetap bisa jualan, tetapi gunakan lapak yang sesuai (misalnya market place) atau memanfaatkan iklan. Sementara untuk konten-konten organik, gunakan Metode Piramida Konten.

Apa itu Piramida Konten

Coba bagi sebuah piramida secara imajiner menjadi tiga lapis (perhatikan infografik di atas).

Kita sebut saja lapisan pertama sebagai Konten Umum. Alih-alih menjejalinya dengan jualan, produk, atau promosi, isilah ruang ini dengan konten-konten yang bermanfaat, menarik, atau minimal menghibur. Bebas. Hanya, pastikan konten-konten tersebut relevan dengan bisnis atau industri Anda.

Jadi, misalnya kita punya lapak jilbab. Maka, isi saja dengan tips bagaimana segar berhijab selama seharian (bermanfaat), atlet-atlet peraih medali Olimpiade yang konsisten berjilbab (menarik), atau cerita-cerita lucu tentang hijaber di negara-negara maju yang umumnya nonmuslim (menghibur).

Lapis kedua, kita namakan Konten Perkenalan. Anda dapat mulai berjualan di sini, tetapi dengan cara soft selling. Artinya, dengan terselubung. Pesan jualan Anda sampaikan sambil lalu, sementara pesan utamanya tetap seperti dalam Konten Umum.

Kemudian, lapis terakhir, kita sebut sebagai Konten Jualan. Inilah intinya. Di sini, Anda sudah mulai bisa berjualan secara terang-terangan, alias hard-selling. Jelaskan apa produk Anda, apa manfaat untuk pembeli, dan di mana mereka bisa membelinya.

Komposisi yang Disarankan dalam Piramida Konten

Kenapa dinamakan piramida? Karena semakin semakin ke atas, semakin sempit. Persis seperti itulah komposisi konten yang disarankan di sini.

Konten-konten yang paling banyak seharusnya adalah Konten Umum, yaitu konten-konten yang bermanfaat, menarik, dan menghibur. Sementara yang paling sedikit adalah Konten Jualan. Jangan dibolak-balik!

Prinsip Piramida Konten merupakan bagian dari strategi Content Marketing atau Marketing Konten. Berbeda dengan pendekatan market place atau iklan yang berorientasi pada penyampaian produk secara to the point dan hard-selling. Dalam strategi content marketing, kita diharamkan untuk memperbanyak konten jualan.

Kenapa?

Sebab, sekali lagi, orang tidak suka ditawari barang dagangan. Apakah Anda suka tiba-tiba ditelepon sales dan ditawari kartu kredit, asuransi, atau mobil? Menjengkelkan, bukan? Seperti itulah perasaan teman atau followers saat Anda terlalu asyik menebar konten jualan di aset-aset digital Anda.

Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan selaku pelapak? Kalau mengikuti Prinsip Piramida Konten, mengisi konten yang baik adalah seperti ini. Dalam sepekan, ada tujuh hari. Katakan Anda setiap hari posting satu konten. Maka, alternatifnya:
  • Konten Umum empat kali: Senin, Kamis, Sabtu, dan Minggu
  • Konten Perkenalan dua kali: Selasa dan Jumat,
  • Konten Jualan satu kali: Rabu saja.
Tentunya, komposisi ini bukan proporsi yang baku. Bebas saja, sebenarnya. Hanya, yang perlu diingat, pastikan konten jualan yang paling sedikit. Anda boleh melanggar prinsip ini bila brand Anda sudah besar. Tetapi bila sebaliknya, akan ada konsekuensi-konsekuensi alami yang Anda rasakan nanti.

Silakan buktikan sendiri. Kalau Anda sering jualan di blog atau media sosial, cepat atau lambat, akun itu akan “dijauhi” oleh followers atau teman Anda. Tentu saja, kecuali teman yang “satu perusahaan” dengan Anda.

Begitu saja inti dari Piramida Konten itu. Apakah sudah jelas? Atau, masih membutuhkan penjelasan lebih detail dan contoh-contohnya? Silakan tonton video ini:

Post a Comment for "Mengisi Konten dengan Metode Piramida Konten"